27/02/11

Madzab Islam Nusantara

Kebudayaan Islam yang berkembang dalam masyarakat sekrang ini tidak terlepas dari kondisi dan dinamika sosial pada silam. Kondisi masyarakat hasil rekayasa sosial akan menimbulkan dampak pada generasi berikutnya. Sebut saja makin maraknya isu teroris yang dibangun oleh masyarakat internasional, permasalahan kemanusiaan di Palestina, atau pun krisis ekonomi yang melanda negara-negara berkembang.  
Berkembanganya ajaran islam di berbagai wilayah belahan dunia saat ini juga merupakan imbas dari
peranan nabi dan Rosullallah sejak mulai masa Nabi Ibrahim hingga Sang Pencerah Nabiyullah Muhammad Saw. Kemajuan ilmu pengetahuan dapat ditelisik mulai dari ilmu alamiah hingga pemikiran mulai Ibnu Rusy, Ibnu Sina, dan lain-lain. Kondisi nusantara saat ini juga merupakan berkah dari Sang Pencerah Nabiyullah Muhammad Saw. yang telah mulai menyebarkan agama islam sebagai satu-satunya agama Rahmatan lil alamin.
Konsep ajaran Islam bukan menciptakan sebuah keyakinan baru. Islam lebih pantas sebagai agama penyempurna ajaran-ajaran sebelum beliau Sang Pencerah Nabiyullah Muhammad Saw.diutus menjadi nabi pada usia 23 tahun. Kondisi islam di nusantara tidak bisa disamakan dengan kondisi psikologi sosial kaum mekkah sebelum Sang Pencerah Nabiyullah Muhammad Saw. lahir ke dunia. Nusantara masih memegang agama tauhid dari masa Nabi Ibrahim, sehingga saat islam hadir di Nusantara sebelum abad ke VI maka dengan mudah masyarakat nusantara tidak kesulitan dalam mengakomodasi ajaran islam Sang Pencerah Nabiyullah Muhammad Saw.melalui aktivitas keseharian.
Permasalahan yang sekarang perlu digaris bawahi adalah penyeragaman ajaran islam yang identik dengan di timur tengah yakni wahabiyah. sehingga seakan-akan kita memiliki dikotomi ajaran islam hanya berdasarkan kepada empat madzab saja (Al Maliki, Hanafi, Syafi'i, dan Hambali). Secara tidak langsung penekanan kepada empat madzab ini akan menghilangkan beberapa ajaran madzab imam-imam dari daerah lain. Nusantara yang memiliki konsepsi madzab tersendiri dengan sembilan tokoh wali yang lebih dikenal dengan Walisongo di tanah Jawa. Kondisi ini diperparah dengan makin sedikitnya dan tersingkirkanya penerus ajaran madzab asli nusantara ini. Padahal ulama-ulama nusantara tidak bisa dikatakan sama dengan ulama di timur tengah atau arab saudi.

Tidak ada komentar: