19/10/10

"cendekiawan ulama" & "ulama cendikiawan"

Orang mukmin yang kuat (cerdas) lebih bagus dan akan disenangi oleh ALLAH daripada mukmin yang lemah dan bodoh.”  – H.R. Muslim – 


Himpunan merupakan salah satu wadah bagi para mahasiswa dalam menunjukkan eksistensi diri sebagai khalifah di muka bumi. Manusia diciptakan dengan diberikan bekal fuad dan kemampuan inderawi. Pengelolaan kemampuan ini diperlukan untuk menuntaskan tugas yang nanti akan dipertanggungjawabkan secara langsung di yaumul hisab.

Pendidikan dan pembentukan karateristik sebagai jati diri dakwah himpunan akan terwujudkan melalui aplikasi-aplikasi kecil dalam lingkup sosial para kader. Menilik skema perkaderan yang ada dalam himpunan, untuk mewujudkan insan cita HMI (Insan Ulil Albab) maka dikembangkan model pendidikan diantara dua model yang lain, yaitu model kegiatan dan model jaringan. Secara lebih khusus pola pendidikan ini nantinya dapat mempertegas citra dan identitas peranan kader untuk mencapai tujuan besar himpunan.

Pengembangan pendidikan dalam himpunan telah mampu terakomodir dalam bentuk kajian-kajian, diskusi, dan sarasehan yang diselenggarakan oleh unit aktifitas khusus di komisariat. Jargon pemikiran kader himpunan harus terimplementasikan dalam sikap dan gerak. Hal ini berkenaan dengan bentuk himpunan sebagai wadah perkaderan. Perkaderan ini tentunya tidak hanya tertuang dalam kuantitas saja, tapi juga harus terpenuhi secara lengkap dengan kualitas kader yang mampu berjihad sehingga nafas perjuangan dalam mengikarkan panji syahadat terus tertuang dalam pemikiran jernih kader.

Sebagai kader cendikiawan ulama’ dan ulama’ cendikiawan, anggota himpunan harus membawa jati diri intelektual muslimnya yang bercorakkan independen. Hal ini telah dilakukan oleh pendahulu himpunan dalam mengawal kondisi masyarakat. Tentunya bukan hanya retorika semata, sehingga ucapan kader conthonger dapat terbantahkan melalui aksi. Aksi di sini tidak hanya unjuk gigi di depan publik dengan membawa spanduk dan jargon-jargon fisik himpunan. Pada kongres IX tahun 1969, Nurcholis Majid dan Sakib Mahmud merumuskan kedudukan keagamaan dan ideologi sebagai ranah da’wah gerakan.

Kondisi sosial masyarakat telah mampu diterawang oleh Soekarno, bahwa musuh penjajah bangsa pada pasca kemerdekaan 1945 telah berubah wujud menjadi berbagai macam “musuh semu”. Musuh ini kemudian lebih familiar dengan neo kolonialisme. Perekonomian dan politik globalisasi menjadi senjata lanjutan bagi barat untuk menguasai bangsa timur, termasuk NKRI. Kapitalisasi diberbagai lini kehidupan mulai menghegemoni pola kehidupan modernisme. Soekarno selama masa perjuangan reformasi pertama di RI, berusaha untuk menerapkan negara adalah miliki pribadi. Hal ini bahkan dijadikan semboyan politik internasional “bebas aktif, ekonomi mandiri”.

Rezim kepemimpinan telah berubah enam kali dalam sejarah Indonesia. Akan tetapi isu sosial bukannya semakin terurai, malah semakin semerawut. Imbas dampak timbal balik pun akhirnya berlaku. Kondisi lingkungan yang semakin tercemar karena keberadaan industri yang hanya menguntungkan pemodal besar telah merusak lingkungan, lebih akutnya keberadaan pabrik dan beberapa industri telah merubah kondisi lingkungan yang hijau menjadi hitam, tapi tentunya bukan hijau-hitam jargonnya HMI.

Swalayan dan beberapa pasar modern telah menggeser peran pasar rakyat atau pasar tradisional. Tradisi kapitalis mulai menggeser ekonomi kerakyatan. Kehidupan masyarakat menjadi hedonis, pokoknya apa yang ku peroleh itu nikmat. Jalur ekspres biasa dipilih tanpa menghiraukan dampaknya. Tentunya hal ini menghilangkan step by step kultur kearifan budaya lokal. Berapa pemuda yang lebih senang bermain gamelan dibanding guitar? Berapa pemuda yang telah menjadikan “baju setengah jadi” menjadi seragam wajib?

Predominasi pemerintah dalam pengelolaan kekayaan alam membawa dampak negatif terhadap kondisi lingkungan. Kekayaan intelektual juga menjadi target berikutnya. Pendidikan sebagai wadah gerakan intelektual mulai dikotori oleh kuku hitam penguasa. UU BHP yang pernah diterapkan diperguruan tinggi, kemudian ada juga jalur akselerasi khusus yang kemudian menciptakan kastanisasi pendidikan.

Kearifan budaya-budaya lokal Indonesia mulai digerus oleh stigma dan sterotip yang dibangun oleh barat. Baik lewat norma hingga pendidikan. Tentunya terkadang perlu juga adanya reaktualisasi gerakan reaksioner yang dulu pernah menjadi tonggak pemikiran himpunan. Contoh saja pembangunan stigma negatif teroris yang selalu mengarah pada gerakan jama’ah islamiyah (kelompok kaum muslimin). Cara pandang demikian mulai dikenalkan oleh Presiden Amerika setelah peristiwa hancurnya gedung WTC pada 9 September 2001.

Mengambil kata-kata dalam pokok-pokok perkaderan, bahwasanya realitas kehidupan membuat manusia semakin jauh dari fitrahnya. Orientasi materi mencapai pemujaannya secara akal dan indrawi, menyebabkan perubahan norma kemanusiaan dan idiologi sosial yang menjauhkan secara permanen dengan cita kultur lokal dan diinul islam. Beberapa persepsi dan cara pandang positivistik telah menghegemoni kemerdekaan kehidupan manusia, seperti feodalisme dan aristokrasi, diktator dan kolonial, kapitalisme dan materialisme, dan liberalisasi dan neo liberalisasi. Persepsi tersebut akan semakin menjadikan tertindasnya kaum mustdha’afien secara struktural.

Secara lebih tegas, revolusi kemerdekaan nasional belum selesai. Penjajah bangsa maritim ini bertranformasi secara morfologi menjadi penjajahan idiologi kebangsaan. Perlu adanya tindakan perubahan untuk menghapuskan hegemoni pemikiran menyesatkan. Langkah analitis, kritis dan oposisi terhadap kondisi yang diterapkan oleh birokrat negara perlu dilakukan oleh mahasiswa. Melalui pemikiran cendikiawan ulama, perubahan berdasar pada eksistensi terdalam dapat menjadi sebuah realisasi gerakan.

12/07/10

NASIB PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh negara untuk mengembangkan potensi Sumber Daya di negara ini. pendidikan telah mendapat kedudukan yang mulia di NKRI. Kenyataan ini telah tertuang dalam UUD 1945.
Kondisi pendidikan di negara kepualauan ini mengalami sedang dalam ambang transisi dengan pemikiran materialisme. Pendidikan menjadi wadah utama bagi beberapa pakar pendidikan unruk mengumpulkan pundi-pundi emas. Hal ini mengakibatkan pendidikan kehilangan ruh hakekat pendidikan bagi anak.

A. POLA PIKIR INDIVIDUALISTIS
Peserta didik (siswa dan mahasiswa)menjadi subjek dalam pendidikan. Peserta didik menerima ilmu dari pendidik (guru dan Dosen). kedudukan posisi ini telah memenuhi kriteria untuk pembelajaran.
pada masa saat ini peserta didik seakan-akan tertekan dalam melakukan pembelajaran. mereka harus menyelesaikan tugas atau PR yang diberikan oleh pendidik. Bahkan jika mendekati UJIAN AKHIR, biasanya peserta didik telah berubah layaknya pekerja romusa untuk menyelesaikan muatan materi. lebih fatalnya lagi jika ndak tuntas maka tidak lulus.
akibat dari pola sperti ini siswa menjadi robot berhitung tak bermoral. pendidikan moral dan rohani sudah tidak menjadi prioritas utama di sekolah/kampuz. jika nilai sudah cumlaud maka menjadi indikator siswa itu panadai.
mahasiswa sebagai intelektual muda juga telah diceko'i dengan pengaruh-pengaruh menyesatkan. seperti penanaman jiwa wirausaha, proyek-proyek proposal, mawapres (eh... salah, perlu di edit : jiwa kapitalisasi, proyek penunjang KKN, doktrin individualis). semua ini tidak lepas dari permainan birokrat sekolah dan kampuz. anehnya mereka semua jika tidak menyadari jika telah diperbudak melalui pendidikan di satuan pendidikan.

B. KEBIJAKAN PENDIDIKAN YANG MENYESATKAN
Konsepsi pendidikan yang ada di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan yang dikeluakan oleh DEPDIKNAS. sudah banyak peserta didik yang menjadi korban kurikulum, kebijakan standar pendidikan.
Pada bulan Mei 2010 UU BHP telah dicabut oleh mahkamah Konstitusi (MK) karena secara jelas telah melanggar UUD 1945. Menanggapi hal ini Mendiknas RI mengatakan bahwa akan menyiapakan Undang-undang pengganti, karena kebijakan otonomi keuangan Perguruan tinggi perlu diatur. Secara emplisit, para pakar pendidikan di Tanah Air ini tidak ikhlas jika pendidikan tidak menghasilkan uang.
Tilaar mengatakan bahwa jangan sampai perguruan tinggi menjadi badan Layanan Umum (BLU) yang memiliki sifat nirlaba.
Muatan kurikulum materi pendidikan di Indonesia yang ditentukan oleh Standar pendidikan juga sangat kompleks. bandingkan dengan Negara-negara lain. Sudah banyak anak bangsa yang menjuarai lomba intelektual tingkat internasinal. Tapi bagaimana nasib intelektual mereka untuk perkembangan bangsa???
Jangan sampai muncul nasib serupa dengan intelektual Indinesia B.J. Habibie yang tidak diakuai di Negri ini oleh pihak-pihak pemegang kekuasaan yang memiliki kepentingan-kepentingan aneh.

14/05/10

SEJARAH SURAM PENDIDIKAN ANAK INDONESIA

Perjalanan atau situasi pendidikan di tanah air saat ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah pendidikan rakyat Indonesia pada masa lampau. Dalam perkembangan bangsa, rakyat Indonesia mendapat tekanan jajahan dari bangsa luar terutama Belanda selama lebih dari 300 tahun. Perkembangan pendidikan pada masa tersebut masih didominasi oleh anak-anak Belanda dan orang Eropa ditambah anak bangsawan.

Buku yang terdiri enam bab ini, memberikan gambaran bahwa Rezim penjajahan Belanda di tanah air dimulai sejak masuknya kongsi dagang Belanda yang dikenal dengan VOC (Verenigde Onst Indiche Compagny). Pemerintahan VOC diberi hak-hak istimewa oleh pemerintah Belanda. Termasuk memonopoli perdagangan.

Pada masa penjajahan Belanda, gubernur jenderal yang memimpin juga mendirikan sekolah untuk pendidikan. Akan tetapi pendidikan ini hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pegawai dan kecerdasan anak-anak Belanda. Baru pada tahun 1848, Raja Belanda mengeluarkan kebijakan anggaran belanja untuk pendidikan dan berikutnya kenaikan anggaran pada tahun 1848. Hal ini memberikan kesempatan agak luas kepada anak bumi putera untuk memperoleh pendidikan meski pada realita yang sanggup mengeluarkan biaya hanya golongan anak Belanda dan Bangsawan.

Najamuddin juga menjelaskan bahwa pendidikan saat itu bersifat defferensiasi yang mengakibatkan diskriminisasi terhadap masyarakat. Jenjang pendidikan mengalami perubahan dari masa ke masa, sehingga pada akhirnya 1907 masa Gubernur Jenderaal Van Hents, mulai mengadakan pengembangan pendidikan. Hal ini tak terlepas dari perjuangan Mr. Peeter brooshosft pimpinan surat kabar De Locomotif di Semarang dan penganut aliran sosial demokrat Van De Venter.

Jenjang pendidikan bagi bangsa Indonesia yakni HIS (Hollands Inlands School) tujuh tahun, dilanjut MULO (Middelbar Oetgebreit Lagere Onderwijs) selama tiga tahun, dan AMS (Algemene Middelbare School) selama tiga tahun, lalu ke perguruan tinggi. Menurut pemerintahan Belanda, tujuan pendidikan ini agar dapat membaca, menulis dan berhitung. Sedangkan bagi golongan bangsa Belanda adalah ELS (Europeesch Large School) selama lima tahun, HBS (Hogore Burger School) lima tahun, terus dilanjut ke perguruan tinggi. Pendidikan untuk anak Belanda meliputi materi membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah, IPA, dan ilmu ukur tanah.

Hal ini tampak jelas, ada sistem kastanisasi dalam pendidikan untuk anak negeri dan bangsawan serta anak Belanda. Meski demikian, penulis menegaskan bahwa pendidikan tersebut mengakibatkan munculnya cendikiawan anak bumi putera untuk memimpin gerakan nasional kemerdekaan, seperti Budi Utomo tahun 1908.

Penulis berusaha untuk memberitahukan bahwa sejarah pendidikan di Indonesia, tidak terlepas dari pola pendidikan pesantren dan madrasah dalam lembaga pendidikan Islam. Sejak awal perkembangannya di Indonesia, oslam telah menekankan pendidikan dikalangan pemeluk agamanya. Pada awalnya pendidikan menggunakan sistem pengajian. Setiap peserta didik dalam mengikuti sistem pendidikan pengajian al-Qur’an dan al kitab tidak terikat waktu. Lama pembelajaran bergantung pada kemampuan peserta didik.

Perkembangan pendidikan lembaga Islam dimulai pada tahun 1900. Sistem pendidikan berubah menjadi pesantren dan madrasah. Tahapan pendidikan madrasah ini dimulai jenjang awaliyah, ibtidaiyah, tsanawiyah, muallim (guru Islam), kemudian madrasah Islam tinggi. Mata pelajaran meliputi bahasa (Indonesia, Belanda, dan Arab), agama, berhitung, ilmu bumi, sejarah, ilmu alam, budi pekerti, dan pekerjaan tangan.

Pada abad ke-19 mulai bermunculan organisasi Islam untuk menyongsong pendidikan anak bumi putera dan mewujudkan pergerakan kebangsaan. Organisasi ini antara lain Muhammadiyah (1916) dan Nahdlatul Ulama (1926).

Perkembangan pendidikan dalam lembaga Islam diseluruh wilayah negeri tidak jauh beda. Hanya bagian pengemasan muatan kurikulum yang bervariatif. Hal ini dikarenakan pengasuh pesantren memiliki latar belakang jenjang pendidikan yang berbeda-beda.

Banyak sekali tokoh atau pahlawan nasional Indonesia yang telah memperjuangkan pendidikan bagi para anak bumi putera saat masih berada dalam penindasan Belanda. Beberapa tokoh itu adalah RA. Kartini, yang memperjuangkan pendidikan melalui sekolah wanita di wilayah Jepara didirikan tahun 1903. Ada pula Dewi Sartika, pada tahun 1904 juga mendirikan sekolah isteri di wilayah Bandung. Selain itu tokoh nasional Ki Hajar Dewantoro, setelah masa muda melakukan perjuangan bersama Cipto mangunkusumo dan Douwes Dekker, akhirnya pada 3 juli 1922 berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa.

Beberapa tokoh islam juga ikut memelopori pendidikan. Seperti K.H. Ahmad Dahlan yang telah mendirikan perkumpulan Muhammadiyah pada 18 November 1912. Perkumpulan ini mengadakan dakwah serta perluasan pendidikan dan pengajaran. Selain itu, K.H. Hasyim Asy’ari juga menorehkan sejarah pendidikan dengan mendirikan Pesantren Tebu Ireng di wilayah Jombang, Jawa Timur.

Melalui buku ini, penulis berusaha memberikan gambaran mengenai penyelenggaraan pendidikan pada masa lampau, dengan cara mengkomparasikan pendidikan yang diselenggarakan penjajah Belanda dengan penyelenggaraan dikalangan lembaga pendidikan islam.
Dari segi penulisan buku ini masih memerlukan proses edit yang lebih baik. Selain itu sinkronisasi hubungan antara judul buku dengan ulasan materi tidak mengakumulasikan muatan judul. Karangan Najamuddin ini juga masih memberikan ulasan yang menitik beratkan perjalanan pendidikan islam di tanah air. Akan tetapi buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi sejarah dasar perkembangan pendidikan di Indonesia.

Sebuah karya resensi buku :
Judul Buku : Perjalanan Pendidikan Di Tanah Air (Tahun 1800-1945)
Penulis : Drs. H. Najamuddin
Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta
Tahun Terbit : Cetakan I, Oktober 2005
Tebal : xvii + 106 halaman

14/04/10

PENYAKIT KAKI GAJAH (FILARIASIS)


A. Gambaran umum penyakit kaki gajah.

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Wucheria bancrofti yang ditularkan melalui spesies nyamuk culex. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).


1. Penularan Penyakit Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah disebabkan oleh cacing dari filum Nemathelminthes yakni Wucheria bancrofti. Cacing dewasa hidup menyumbat pembuluh getah bening di dalam tubuh. Sehingga cairan tubuh berkumpul pada ruang antarsel jaringan kaki, akibatnya kaki penderita membesar dan berbentuk seperti kaki gajah.
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya (pengidap penyakit kaki gajah). Darah yang terinfeksi dan mengandung larva akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang lain.
Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.

2. Gejala Penyakit Kaki Gajah
Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
a. Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan   muncul lagi setelah bekerja berat
b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
c. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
d. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah 
e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

3.Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja.

Metode pemeriksaan yang diakui oleh pihak WHO adalah dengan pemeriksaan sistem Tes kartu, metode ini sangat sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sampel darah sistem tusukan jari droplets setiap waktu

B. Penyelesaian Penyakit Kaki Gajah di Indonesia
Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Dietilkarbamasin adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara.
Pengobatan diberikan sesudah makan malam. Hal ini bertujuan agar dalam penyerapannya dapat maksimal. Obat akan mencapai konsentrasi puncak dalam darah selama tiga jam dan diekskresi melalui air kemih.
Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.

C. Pencegahan Penyakit Kaki Gajah 
Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan penanganan obat-obatan, sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itu perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga sekitarnya
Pemberantasan nyamuk di wilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus siklus penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk di wilayah tersebut.
Hal ini dilakukan karena penyebaran penyakit kaki gajah melalui nyamuk. Jika kita dapat menghentikan siklus hidup atau membasmi nyamuk maka kita juga akan dapat menghilangkan penyakit kaki gajah di lingkungan kita.
Langkah riil pencegahan yang dapat kita lakukan, seperti : 
  • Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular
  • Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa tempat perkembangbiakan nyamuk
  • Membersihkan semak-semak disekitar rumah
 


08/03/10

Ujian ke 2010 bagi Independensi HMI

Pergerakan mahasiswa saat ini diperlukan untuk mendampingi tuntutan reformasi 1998. Dalang pergerakan bagi turunya rezim orde lama, yakni golongan mahasiswa harus mengadakan regerakan strategis.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi pergerakan mahasiswa islam harus tetap memerankan perannanya sebagai organisasi mahasiswa yang memegang asas islam untuk perjuangannya. Tujuan mulia HMI tidak akan tercapai jika para kadernya diam saja. Akan tetapi pergerakan ini tentunya akan memberikan efek bagi Himpunan, terutama yang berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar.
Pada tahun ini diskusi HMI dipenuhi dengan ranah kebangsaan. Mulai dari awal penguatan kedudukan KPK yang imbasnya muncul ke ranah publik kasus ketua KPK vs POLRI, belum selesai kasus ini HMI telah membuka wacana lagi tentang isu dana perbankan bangsa Indonesia sehingga muncul kasus Bank CENTURY.
Seperti konsep yang telah ditanamkan dalam sunah rosul, bahwa kita akan mendapatkan akibat dari apa yang telah kita lakukan. sebagai organisasi yang memiliki kader kritis dan intelektual, HMI mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan pada tahun 2010 ini. Di Makasar, sekretariat HMI telah dirusak oleh POLRI. hal ini terjadi karena 2 indikasi.
1. muatan politis, ada oknum yang ndak mau dipenjara atau dihukum akibat isu yang diwacanakan oleh HMI. sehingga perlu ada suatu tragedi agar HMI tidak fokus pada kondisi kebangsaan.
2. sikap kepedulian bangsa terhadap HMI. selama ini emang ada bagian dari HMI yang mengadakan tindakan tidak layak sebagai kader islam HMI. sehingga kondisi tersebut perlu diingatkan. Pengingatan ini berupa tindakan keras.
Perjuangan HMI tidak akan pernah berhenti sampai tercipta kondisi masyarakat di riDhoi ALLAH SWT. teruskan perjuangan dengan niat karena ALLAH. semua orang tidak akan pernah tahu pihak mana yang paling benar, termasuk HMI. oleh sebab itu jangan pernah MENILAI HMI ANARKIS. Karena manusia hanya mampu berkomentar dan yang dapat memberikan penilaian kebenaran secara mutlak hanya ALLAH SWT.

06/01/10

RA X HMI Koms.FPMIPA IKIP PGRI Semarang


Rapat anggota (RA)ke-X telah terlaksana dengan menggembirakan dan melelahkan. forum ini berlangsung dirumah kader Ali Al Hadi daerah Weleri,Kendal pada 2-4 januari 2010. kegiatan ini telah menelurkan kebijakan penting untuk HMI koms. FPMIPA kepengurusan 1430-1431 H. banyak hal yang menjadi torehan sejarah bagi kuktur yang ada dikomisariat untuk menjadi poin pengembangan kedepan.
budaya pragmatis yang selama ini menjadi musuh idiologi himpunan akhirnya dapat mengalahkan intelektual muslim muda. bisa dikatakan bukan kalah dengan pola pragmatis kader atau reaktualisasi kader terhadap penghargaan terhadap waktu.
A. GBPK kurang matang
intelektual kritis kader HMI koms.FPMIPA tidak perlu ditanyakan lagi. segala hal yang menjadi konstitusi himpunan perlu diperjuangkan. pembahasan mengenai esensi RA harus mengacu pada kostitusi dan kebutuhan komisariat. Garis Besar Program Kerja (GBPK) HMI koms. FPMIPA menjadi kitab untuk melaksanakan program kerja kepengurusan kedepan.
dalam pembahasannya, kader dihadapkan pada waktu kegiatan yang molor dan keperluan masing-masing kader. pembahasan yang seharusnya detail dan perlu kekritisan kader justru berlangsung singkat, kurang dari 1 jam. tapi dalam pelaksanaannya kedepan kawan-kawan kader sudah memahami visi dan misi kepengurusan dengan baik. sehingga bukan hambatan lagi.
B. FORMATUR reformasi
dari hasil demokrasi pemilihan 3 calon syah formatur, forum telah memilih akhi rosyid, akhi budi, dan ukhti zahro. kemudian 3 calon ini mengadakan loby dan akhirnya setelah menunggu 30 menit, maka terpilihlah formatur/ketua HMI koms.FPMIPA periode 1430-1431 H dalah BUDI WALUYO, kader mahasiswa biologi angkatan 2007.
formatur terpilih harus menjadi tonggak reformasi perkaderan yang ada dikomisariat. tidak hanya melaksanakan tugas, tetapi harus menjaga dan melestarikan kultur kader HMI agar tidak ikut arus globalisasi yang pragmatis dan hedonis.
semoga ketua baru HMI Koms. FPMIPA IKIP PGRI Semarang dapat meningkatkan potensi kader ulil albab yang diidamkan oleh HMI dan mengelola jaringan gerakan kekampusan yng telah berdiri kokoh. amieen................